Suatu ketika, tingkah laku si sulung, anak lelaki satu2nya dalam sebuah keluarga berubah . Perangainya mulai kasar. Entah kenapa si sulung yang dulu penurut sekarang suka membangkang. Bahkan sering nggak pulang ke rumah.
Suatu hari ayah dan ibunya mendapat panggilan dari sekolah, karena si sulung sering membolos. Ayah dan ibunya mencoba menasehati tetapi tak pernah di dengar.
Malam itu si sulung pulang ke rumah dalam keadaan mabuk. Matanya merah. Adik2nya ketakutan melihat si sulung. Begitu sang ayah tau, si sulung dimarahi. Sang ayah minta untuk si sulung menjauhi teman2nya yang merusak. Si sulung menolak dan meminta agar sang ayah tidak ikut campur dalam hal pergaulannya. Mereka bertengkar. Si Ayah sangat marah mendengar jawaban si sulung, kemudian sang ayah menamparnya. Si sulung merasa sakit hati lalu pergi dari rumah.
Kesesokan harinya ia pulang ke rumah. Si sulung merencanakan sesuatu. Tanpa sepengetahuan siapapun, ia memasukkan racun tikus ke dalam kopi si ayah. Karena setiap sore si ayah punya kebiasaan minum kopi di beranda. Akhirnya apa yang direncanakan si sulung terjadi. Si ayah meminum kopi yang tercampur racun tikus, si ayah kesakitan dan masuk rumah sakit.
Setelah diselidiki, akhirnya ketauan siapa yang telah memasukkan racun tikus ke dalam kopi si ayah. Banyak yang menyarankan si sulung di bawa ke polisi dan dimasukkan ke penjara. Tapi si ayah menolak. Sang ayah menyuruh si ibu untuk mengembalikan si sulung ke orang tua aslinya. Si ibu menolak, ia merasa iba terhadap si sulung. Sebagai ortu yang telah mengadopsi si sulung, mereka lah seharusnya yang bertanggung jawab akan si sulung. Dan saat itu adik2nya baru tau kalo si sulung adalah kakak angkat mereka.
Biarpun si ibu mencoba mencegah kepergiannya, si sulung pergi juga berusaha mencari orang tua kandungnya. Si ibu terus mencari keberadaan si sulung dan ingin memberi tau, bahwa seluruh keluarga memaafkan apa yang telah dibuatnya terhadap ayah.
Tahun demi tahun berlalu, si ayah sakit keras dan akhirnya dipanggil sang pencipta. Si ibu terus berusaha menghubungi si sulung untuk memberi tahu kabar duka, tapi tak pernah berhasil.
Sampai suatu hari, si sulung pulang ke rumah. Ia sangat kaget mendengar dari ibunya kabar kematian sang ayah. Ia sangat terpukul. Selama ini dia merantau. Dalam perantauannya ia teringat masa kecilnya, Biarpun ia anak angkat, tak pernah ayah dan ibu membeda2kan dengan anak yang lain. Ia merasa sangat berdosa terhadap sang ayah. Ia pulang untuk meminta maaf atas apa yg telah dilakukannya di masa lalu.
Si sulung menangis tersedu-sedu di kisara sang ayah. Ia merasa apa yang dilakukannya sudah terlambat. Karena sang ayah telah kembali kepada Sang pencipta…
Suatu hari ayah dan ibunya mendapat panggilan dari sekolah, karena si sulung sering membolos. Ayah dan ibunya mencoba menasehati tetapi tak pernah di dengar.
Malam itu si sulung pulang ke rumah dalam keadaan mabuk. Matanya merah. Adik2nya ketakutan melihat si sulung. Begitu sang ayah tau, si sulung dimarahi. Sang ayah minta untuk si sulung menjauhi teman2nya yang merusak. Si sulung menolak dan meminta agar sang ayah tidak ikut campur dalam hal pergaulannya. Mereka bertengkar. Si Ayah sangat marah mendengar jawaban si sulung, kemudian sang ayah menamparnya. Si sulung merasa sakit hati lalu pergi dari rumah.
Kesesokan harinya ia pulang ke rumah. Si sulung merencanakan sesuatu. Tanpa sepengetahuan siapapun, ia memasukkan racun tikus ke dalam kopi si ayah. Karena setiap sore si ayah punya kebiasaan minum kopi di beranda. Akhirnya apa yang direncanakan si sulung terjadi. Si ayah meminum kopi yang tercampur racun tikus, si ayah kesakitan dan masuk rumah sakit.
Setelah diselidiki, akhirnya ketauan siapa yang telah memasukkan racun tikus ke dalam kopi si ayah. Banyak yang menyarankan si sulung di bawa ke polisi dan dimasukkan ke penjara. Tapi si ayah menolak. Sang ayah menyuruh si ibu untuk mengembalikan si sulung ke orang tua aslinya. Si ibu menolak, ia merasa iba terhadap si sulung. Sebagai ortu yang telah mengadopsi si sulung, mereka lah seharusnya yang bertanggung jawab akan si sulung. Dan saat itu adik2nya baru tau kalo si sulung adalah kakak angkat mereka.
Biarpun si ibu mencoba mencegah kepergiannya, si sulung pergi juga berusaha mencari orang tua kandungnya. Si ibu terus mencari keberadaan si sulung dan ingin memberi tau, bahwa seluruh keluarga memaafkan apa yang telah dibuatnya terhadap ayah.
Tahun demi tahun berlalu, si ayah sakit keras dan akhirnya dipanggil sang pencipta. Si ibu terus berusaha menghubungi si sulung untuk memberi tahu kabar duka, tapi tak pernah berhasil.
Sampai suatu hari, si sulung pulang ke rumah. Ia sangat kaget mendengar dari ibunya kabar kematian sang ayah. Ia sangat terpukul. Selama ini dia merantau. Dalam perantauannya ia teringat masa kecilnya, Biarpun ia anak angkat, tak pernah ayah dan ibu membeda2kan dengan anak yang lain. Ia merasa sangat berdosa terhadap sang ayah. Ia pulang untuk meminta maaf atas apa yg telah dilakukannya di masa lalu.
Si sulung menangis tersedu-sedu di kisara sang ayah. Ia merasa apa yang dilakukannya sudah terlambat. Karena sang ayah telah kembali kepada Sang pencipta…
0 komentar:
Post a Comment