
Kenanglah aku …
ketika waktu ataupun cintaku tidak cukup untukmu …
…
Apakah sudah tiba diakhirku …
Sudah sampai di dipesisir kematian yang berjejal …
Berjejal sebab peluh dan kenangan …
Aku larut didalamnya …
Didalam ruang kekhawatiran dan keterbatasan logika …
…
Gerangan apa lagu itu begitu sendu mengadu …
Lagu yang dulu pernah mencumbui lingkar senyummu …
Yang senandungnya dahulu begitu legamnya …
Menusuk barisan tulang rusuk …
…
Sama seperti dahulu …
Aku kagum padamu, duhai jiwa pemilik pesona …
Sesosok jiwa yang mampu menghancurkan sebongkah bisu …
Pemilik jiwa yang sanggpu menerjemahkan rinai tawa …
Namun, ketika kedua sudut matamu berbahasa …
Adalah aku yang hilang pikiran dan kewarasan …
Sama seperti dahulu …
Bisa apa aku tanpa nafasmu …
…
Tetapi …
Waktu sudah tiba gerbang jingga yang begitu perkasa …
Menggalahkan setumpuk alasan yang kuhadiahkan untuk pemilik airmata …
Hingga tak ada dalihku seperti kumpulan srigala-srigala lapar …
Inilah akhirku …
Akhir, …
Ketika aku memilih membungkam diam ‘tuk tidak mengatakan …
0 komentar:
Post a Comment