untuk semuanya |

inilah luka yang kujabarkan dengan seluruh tumpah perih airmata, saat tulang-tulangku gemertak, mengiba pada tanah yang katanya dahulu ialah separuh nyawa, aku takluk ketika akalku bertekuk lutut pada masa lalu.
kini aku kembali takut pada matahari yang sebabkan legamnya wajah malam. akupun takluk ketika bulan kembali berkuasa.
ini bukan aku yang dahulu pernah menangkap gigil angin lalu berteriak digerbang senja, "woi ... akulah sang penakluk bulan dan matahari ...", kinipun bukan aku yang dahulu.
ini bukan aku yang dahulu rajin menabur debu ketika singgah sebentar di taman kenangan, "woi ... telah kutaklukkan keringat basah bumimu", dunia mana aku berada.
aku tersudut di kamar lusuhnya jiwa. terpuruk hingga diam yang terburuk. dihujat sewaktu hujan tadi menghujam sunyi.
ya Robb, aku hilang akal dan pikiranku, aku lupa kedewasaanku dan aku tertatih dijalan beku. ya Robb, inilah alas tonggak keputusasaanku, inilah juga kelemahanku yang kutumbalkan pada hening waktu shubuh.
aku sujud. saat ringkihku ialah irama, ketika langkahku adalah tatapan mata yang basah.
dimana aku yang sebenarnya ... ???
di semesta mana aku berada ... ???
dengan apa aku memanggil aku yang hilang ... ???
0 komentar:
Post a Comment