Hai.. selamat datang di blog Saya. Ini hanya tempat saya cerita, berolahraga jari, sarana berlatih menulis, dan menyebarkan energi yang didapatkan dari setiap 'Matahari' yang saya temui setiap hari. Terima kasih sudah mampir ya.. =) Salam, Jefrin Goeltome
Get Gifs at CodemySpace.com
Photobucket

Musik Galery

Saturday 16 July 2011

Hukum-Hukum Kristiani Menurut Alkitab

TwitThis










Pada dasarnya, umat Katolik maupun umat Kristen berpegang pada Alkitab sebagai kitab suci dan pedoman hidup. Meskipun untuk umat Katolik Roma ada tambahan hukum-hukum gereja Katolik Roma, tidaklah saya bahas dahulu di sini. Saya akan membahas prinsip-prinsip dasar hukum-hukum umat Kristiani yang saya temukan di Alkitab. Saya terutama merujuk kepada Kitab Perjanjian Baru, karena Kitab Perjanjian Lama tidak lain tidak bukan adalah yang dikenal sebagai Torah atau Taurat dan hukum-hukumnya kebanyakan adalah hukum-hukum Yahudi.
Hukum yang terutama, dan yang paling penting, disebutkan pertama kali dalam Injil Matius bab 22 dan dapat juga dilihat di Injil Markus bab 12 dan Injil Lukas bab 10. Hukum pertama yang disebutkan adalah
"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu."
Lalu, ada satu lagi hukum yang sama dengan itu, dan juga merupakan salah satu hukum utama adalah,
"Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri".
Jadi dapat disimpulkan, bahwa hukum yang paling utama bagi umat Kristiani adalah hukum "Kasih". Bahasan yang lebih mendetil mengenai hal ini dapat dilihat di Surat Paulus kepada Jemaat di Roma (bab 12 dan 13), Surat Paulus yang pertama kepada Jemaat di Korintus (bab 13), Surat Petrus yang pertama (bab 3) dan yang menegaskan hal ini ada di Injil Yohanes bab 15 (Perintah supaya saling mengasihi).
Kebanyakan, hukum Kristiani diambil dari Hukum Taurat, yaitu hukum-hukum di Kitab Perjanjian Lama, seperti jangan membunuh, jangan berzinah, jangan bersumpah palsu, hormati orangtuamu, dan lain-lain, ditegaskan lagi di Perjanjian Baru. Dan ada beberapa hukum yang diubah penafsirannya, seperti larangan tidak boleh bersumpah palsu dan larangan berzinah. Dalam Perjanjian Baru, sumpah demi apapun tidak boleh dilakukan, karena dianggap berasal dari yang jahat (Mat 5; 34-37). Larangan berzinah diterapkan dalam konteks yang sangat ekstrim, bahwa perceraian tidak diakui dan apabila menceraikan istri atau suami berarti mengijinkan istri atau suami berzinah (Mat 5; 30-31).
Lalu ada pula hal-hal duniawi yang diatur dalam Perjanjian Baru. Seperti tentang perceraian dan perkawinan, tentang sistem pemerintahan, tentang bagaimana seharusnya pemimpin bersikap, dan hubungan antar manusia. Saya akan membahas sedikit dari poin-poin yang saya sebutkan di sini.
Pertama-tama saya akan membahas mengenai mengenai perceraian dan perkawinan. Umat Kristiani tidak mengenal poligami dan tidak mengakui perceraian. Perkawinan dalam Kristen bersifat monogam dan tidak terceraikan. Perkawinan hanya dapat diceraikan apabila salah satu pasangan meninggal. Perkawinan bersifat monogam karena Tuhan pada dasarnya menciptakan manusia itu berpasang-pasangan dan menyatukan keduanya dalam ikatan perkawinan yang dipersatukan oleh Tuhan sendiri, sehingga manusia tidak boleh menceraikan ikatan tersebut. (Mat 19;1-12 dan Mrk 10;1-12)
Lalu tentang sistem pemerintahan. Ada sebuah kutipan yang menurut saya sangat menarik untuk direnungkan. Begini bunyinya :
"Kalau begitu, berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!" (Luk 20;25)
Ini berarti menyerukan bahwa manusia harus memenuhi kewajibannya kepada penguasanya dan juga kepada Tuhannya. Dan seruan ini juga dapat diartikan sebagai pemisahan kekuasaan antara agama dan pemerintahan. Mengapa begini? Karena apabila agama dimasukkan ke pemerintahan, yang sangat mungkin terjadi adalah pemerintah itu menuhankan dirinya sendiri. Ini tentu bukanlah hal yang sangat baik, sehingga seruan untuk memisahkan pemerintahan dengan agama sudah dimulai sejak 2000an tahun yang lalu.
Masalah yang akan saya bahas selanjutnya mungkin adalah yang paling relevan dengan kondisi Indonesia sekarang. Bagaimana seharusnya pemimpin bersikap. Dalam Alkitab selalu disebutkan bahwa,
"Barangsiapa yang ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah menjadi hamba untuk semuanya." (Mat 20;26-27)
Seruan ini saya rasa masih sangat relevan, bahkan untuk jaman modern seperti ini. Berapa banyak dari orang yang mencalonkan diri sebagai pemimpin, memiliki motivasi untuk melayani rakyat dan merendahkan diri sebagai pelayan? Berapa dari orang yang mencalonkan diri sebagai pemimpin, tidak silau oleh kekuasaan dan malah menyelewengkan kekuasaan tersebut? Saya rasa, inilah mentalitas pemimpin sejati yang masih dicari hingga sekarang.
Yang terakhir, tentang hubungan antar manusia. Pembahasan tentang hal ini, saya kembalikan kepada hukum yang paling utama, yaitu Kasih. Banyak sekali kutipan di Alkitab yang menyebutkan tentang hubungan antar manusia. Ada kutipan yang berbunyi begini :
"Tetapi kepada kamu yang mendengarkan Aku, Aku berkata : Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang-orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu." (Luk 6; 27-28)
Inilah contoh penerapan hukum Kasih yang tidak mengenal batas. Kasih yang diinginkan dari orang-orang Kristiani adalah kasih yang tidak berbatas dan melampaui batas-batas yang ada. Pernah mendengar kutipan "Apabila ditampar pipi kananmu, berikan juga pipi kirimu"? Itu juga salah satu ungkapan yang menekankan pentingnya hukum Kasih. Tetapi apa gunanya hukum ini?
Hukum ini adalah gerakan anti kekerasan yang digaungkan oleh Gandhi untuk memperoleh kemerdekaan India. Inilah tujuan dari hukum tersebut, dan hukum ini mengatur reaksi dari penerima aksi. Senegatif apapun aksi yang dilancarkan, apabila reaksi yang diberikan selalu baik, selalu positif, hal yang baik niscaya akan terjadi.
Saya menulis artikel ini semata-mata hanya untuk memberikan sedikit gambaran, seperti apakah Kristiani tersebut. Tidak ada unsur paksaan ataupun menyinggung agama dan keyakinan lainnya. Saya mengakui bahwa artikel ini pun tidak terlepas dari segala kekurangannya dan kritik serta masukan yang ada akan sangat diterima dengan baik.
Akhir kata, saya meminta maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dalam artikel ini.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan Tnggalkan Komentar Anda

 

Tentang saya

Easy Blog Trick

Twitter Blog Templates © Copyright by Catatan Bang Goeltom | Template by BloggerTemplates | Blog Trick at Blog-HowToTricks